PAPER THTP
(Packaging)
Ditugaskan Oleh : Ridwansyah, STP, M.Si
Disusun Oleh:
Anggela (120305041)
Febryola Kezzia Simanjuntak (120305030)
Juwita Tiarma Katharina (120305038)
Ayu Lumbantoruan (120305024)
Triana Aulia (120305021)
Baya Mawar Berutu (120305017)
Dara Irtadha (120305015)
Fajar Bahari Simamora(120305006)
Cahaya Purnama Sari (100305057)
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nyalah
sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun
judul laporan ini adalah “Packaging” sebagai salah satu tugas
untuk memperoleh nilai yang baik pada mata kuliah Teknologi Hasil Tanaman
Perkebunan di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Kami
mengucapkan terima kasih kepada Ridwansyah,
STP, M.Si., selaku dosen
pembimbing mata kuliah Teknologi Hasil Tanaman Perkebunan yang telah bersedia membimbing dan memberikan
kesempatan kepada kami untuk dapat memahami mata kuliah ini melalui
penyelesaikan tugas makalah ini.
Kami menyadari atas
banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam kesempurnaan makalah
selanjutnya. Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Medan, Desember 2013
Penulis
|
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang............................................................................................... 1
Tujuan Praktikum........................................................................................... 1
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................... 2
BAHAN DAN METODA
........ Bahan.............................................................................................................. 5
........ Alat................................................................................................................. 5
........ Prosedur.......................................................................................................... 5
........
HASIL DAN PEMBAHASAN
........ Hasil
.............................................................................................................. 6
........ Pembahasan
................................................................................................. 13
KESIMPULAN...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 18
LAMPIRAN
|
A. Pengenalan
Pada topik
pengemasan (Packaging) akan membahas
tentang berbagai jenis kemasan dan
proses pengemasan produk cokelat, yang selalu diikuti dengan penyegelan. Penentuan
jenis kemasan yang akan digunakan dibutuhkan pemahaman mengenai karakteristik
sifat bahan pengemasan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan.
B.
Jenis Cokelat
1.
Bentuk cokelat tablet dan batang
Selama
bertahun-tahun bentuk cokelat cenderung tidak mengalami perubahan bahkan
perlindungannya masih minimal. Namun dengan adanya kombinasi produk cokelat
dengan inklusi seperti sereal dan kacang-kacangan membuat perlindungan kemasan
semakin ditingkatkan.
Pengemasan
cokelat batang tradisional menggunakan kertas timah dan kertas over-wrap. Namun, saat ini penggunaan
kertas timah telah digantikan dengan aluminium
foil. Ketebalan aluminium foil dibedakan berdasarkan tipe inklusinya, yaitu
ketebalan untuk cokelat batang tanpa inklusi adalah 10 μm
(0,4 x 10 in.), sedangkan untuk cokelat
batang dengan inklusi membutuhkan peningkatan perlindungan dengan ketebalannya
lebih tebal dengan cara menggunakan aplikasi pelapis panas lapang (sealable) atau PE (polyetilen) sehingga dapat terhindar dari hal-hal seperti kutu, gas,
dan uap air.
Di
Inggris dan beberapa Negara lain di seluruh dunia, penerapan penggunaan kemasan
aluminium foil juga digunakan untuk cokelat tablet. Kecepatan pengemasan lebih
cepat dan menekan biaya bahan pengemas yang lebih murah, sehingga mendorong
aplikasinya penggunaan format aliran kemasan, dimana untuk mencegah kerusakan
kemasan tablet cokelat biasanya dilapisi dengan kardus.
Dibeberapa
Negara kapasitas kardus yang berisi 12 sampai 36 tablet cokelat dikenal dengan outer/ inner, yang berhubungan dengan
masalah dalam transportasi (umumnya transportasi pengiriman jalur laut). Untuk
tujuan transportasi tablet disusun pada
bagian tepi untuk memberikan konfigurasi yang kuat dan lebih stabil.
2.
Cokelat countlines (tak beraturan)
Produk
tipe ini dikembangkan pesat hampir di semua Negara, yang bisanya dengan tampilan
bentuk yang tidak beraturan yang berbeda dari bentuk tablet seragam. Dalam
proses pengemasan menggunakan format pembungkus countlines sehingga penggunaan
foil dan kertas hanya dapat ditemui pada beberapa jenis produk saja.
Pembungkusan
dengan format contlines dengan aliran wrap
dapat memberikan perlindungan produk termasuk sebelum dibungkus (multi-pack). Kombinasi format countlines
dengan struktur kemasan film dapat memodifikasi kemasan untuk mencegah masuknya
uap air, gas, timbul bau, cahaya dan hilangnya rasa.
Pada
countlines terdapat kandungan cokelat
putih yang tidak mengandung antioksidan yang ada pada susu, sehingga membutuhkan
kemasan yang dapat melindungi dari paparan cahaya yang dapat menimbulkan
kerusakan oksidasi dengan penggunaaan film metalisasi. Selain itu kandungan
kacang juga membutuhkan perlindungan yang sama terhadap pengaruh cahaya.
Untuk
pengiriman cokelat countlines mirip
dengan kemasan tablet, namun cokelat diletakkan datar di dalam kotak. Adanya
penyegelan akibat penerapan sistem wrap sehingga memungkinkan banyaknya udara terjebak
pada wrapper, sehingga ruang bebas lebih
diperlukan dalam kotak luar dibandingkan dengan tablet yang dibentuk. Hal ini
yang menyebabkan biaya distribusi relatif lebih besar, meskipun kecepatan
pembungkusan lebih cepat terutama dengan aplikasi sistem wrap modern dengan
sistem reduksi udara dapat meminimalkan ukuran kotak.
3.
Cokelat massal (cokelat cair)
Cokelat
cair yang diproduksi skala besar, umumnya diangkut dengan menggunakan kapal
tanker. Penggunaan karung kertas yang berlapis polyetilen dalam pengemasan cokelat cair bertujuan untuk mencegah
terjadinya pergelinciran. Sementara
untuk mencegah air dan noda kayu terhadap produk dilakukan penempatan lebaran
polyetlen diantara palet transportasi dan karung. Stabilitas peletakkan cokelat
cair diatas kayu yang begelombang sejalan dengan polyetilen sehingga akan
sangat stabil dalam transportasi.
4.
Kotak cokelat
Berbagai
jenis kotak pengangkutan produk cokelat sangat bervariasi, mulai dari pembuatan
tangan sampai penggunaan mesin. Kotak berbahan katon buatan tangan memiliki keunggulan
fleksibilitas dengan pola yang menarik dibandingkan mesin, meskipun
memungkinkan adanya perubahan ukuran. Untuk menghasilkan kotak pengangkutan
yang bersih ada karakteristik yang perlu diperhatikan seperti penggunaan
lapisan pelindung yang halus, cairan tinta yang ditambahkan harus mengkilap. Kemasan
foil sering dikombinasikan dengan film kemasan yang dilaminasi, pada penggunan
film kurang efektif untuk
5.
Kemasan membelit (Pembungkus memutar)
Kemasan
ini sering digunakan untuk produk-produk gula. Dalam pengemasannya produk ini
menggunakan mesin yang canggih sehingga prosesnya lebih cepat. Meskipun
demikian produk ini menggunakan bahan baku kemasan masih berupa aluminium foil dengan lapisan yang
berwarna perak, polos ataupun bening. Namun terdapat kelemahan penggunaan kemasan
foil seperti ketebalan lapisan lebih tebal dibandingkan bagian tepi dan film
mungkin tidak dapat mempertahankan bentuknya. Padahal kemasan film ini merupakan
film selulosa diregenerasi (RCF) yang memiliki kemampuan untuk dapat dibentuk
sebagai aplikasi sentuhan pembungkusan. Sejauh ini kemasan ini belum dapat
digantikan oleh jenis kemasan atau film lainnya, sebab sisi kemasan ini membutuhkan
biaya tinggi, sifat transparan, kekilauan, dan kejernihan terutama pada saat
dibutuhkan penampilan transparan film yang berwarna. Oleh karena itu sampai
saat ini belum ada kemasan atau lapisan film yang dapat menggantikan. Saat ini
perkembagan lapisan film hanya dengan bertambahnya sifat dimensi transparan dan
kejernihan dan kemudahan untuk membentuk kemasan yaitu dengan pelapisan kertas
metalik dan film metalik seperti PVC dan polypropylene.
Adanya penambahan segel perekat dingin di daerah memutar pada kedua ujung pembungkus
sehingga mempertahankan bentuk kemasan yang bertujuan untuk dapat meningkatkan sifat
perlindungan penghalang.
Adapun
biomaterial baru seperti PLA (yang dihasilkan dari pati sereal) yang dapat
digunakan untuk pengemasan twist. Pembungkus
jenis ini secara umum berbentuk fantail-double-end
sebagai sentuhan ganda. Sebuah alternatif yang populer dimana pada bagian ujung
dengan kombinasi pada kedua ujung yang mirip dengan kemasan sachet. Salah satu jenis produk yang
cocok untuk dikemas dengan bentuk kemasan ini adalah jenis produk buah-buahan seperti
strowberi krim, dan ragam jenis produk cokelat yaitu permen coklat yang lebih
populer dikemas dengan menggunakan jenis kemasan ini.
6.
Kemasan cokelat yang berbentuk bulat dan produk cokelat musiman
lainnya
Kemasan
cokelat yang berbentuk bulat menggunakan bahan pengemas berupa kertas timah
secara manual dengan tangan ataupun dengan bantuan mesin. Penggunaan kertas
timah sebagai pengemas disebabkan kemampuannya untuk mengikuti suatu bentuk
benda, yang digunakan aplikasi cetakan timah untuk mendapatkan bentuk yang
seragam. Untuk menunjukkan kualitas biasanya coklat dikemas dengan kemasan
transparan atau bening, namun tetap memperhatikan kondisi kemasan yang dapat
melindungi dari tembusnya air. Adapun kelemahan dari kertas pembungkus ini yaitu
tidak dapat mempertahankan bentuk lipatan dan pengaruh perlakuan
pendistribusian yang kurang baik atau cenderung kasar sehingga menyebabkan coklat
menjadi rusak.
Saat
ini metode pengemasan yang paling sering digunakan adalah pengemasan dengan
menggunakan polietilen berlapis dimana karung goni kertas 5x5 kg atau berbentuk
lempengan. Untuk mempertahankan keseimbangan, sebaiknya dipastikan bahwa kotak bertujuan
untuk mempermudah proses transportasi. Selain itu pelapisan dengan polietilen
bertujuan untuk menjaga kelembapan atau mencegah tumbuhnya jamur.
7.
Rak siap ritel atau rak saji
Untuk
menunjang proses pendistribusian ataupun pemasaran produk maka cokelat yang
sudah dikemas diletakkan pada rak-rak yang umumnya sering diletakkan di bagian
belakang yang toko. Kelebihan pemajangan produk dengan metode ini bertujuan
untuk mengurangi penggunaan tenaga kerja dan sekaligus dapat memperlihatkan
label atau merek dari coklat yang dikemas.
C.
Tahapan pembungkusan dan penyegelan
Arus pembungkusan dilakukan secara horizontal dengan bentuk isi segel
(aliran-wrap mesin) membentuk tabung terus menerus film kemasan dengan
memproduksi segel membujur (sering disebut sebagai sirip-seal) sebanyak bahan yang dikemas. Penyegelan
aliran-wrap kemasan dilakukan oleh aplikasi tekanan, panas dan kemudian ketika
dingin segel perekat digunakan. Untuk panas menyegel pembungkus utama biasanya
terdiri dari beberapa lapisan polypropylene yang
co-polimer diekstrusi
bersama-sama, dimana Co-ekstrusi untuk
membentuk sebuah film mono-web. Panas penyegelan dapat mencapai baik dengan
penerapan lapisan seperti PVDC (polyvinylidene klorida), akrilik, atau dengan lapisan
dalam co-ekstrusi (permukaan
penyegelan) memiliki titik leleh lebih rendah dari permukaan luar. Oleh karena itu hambatan yang
lebih tinggi diperlukan
misalnya
oksigen atau uap
air, dimana dampak visual yang tinggi pada beberapa lapisan film yang berbeda
dapat dilaminasi bersama-sama dengan perekat (biasanya dilakukan oleh printer). Struktur khas
untuk kemasan berkualitas
tinggi digunakan polypropylene (CPP) / perekat / polyester terephthalate (PET), dimana cetak terjepit di antara perekat dan
PET memberikan permukaan transparan
yang tinggi. Dalam struktur ini segel tahan panas berasal dari lapisan internal CPP yang memiliki titik leleh
lebih rendah dari lapisan luar dari PET. Selain itu, lapisan penyekat tebal
yang digunakan dibandingkan dengan film dilapisi untuk menjamin integritas
segel maksimum dan kekuatan ikatan penyegelan tinggi. Film LTS / BSR tidak
dianjurkan untuk pembungkusan
secara vertikal secara
cepat (segel diperlukan untuk membawa beb karena ikatannya lemah sehingga segera setelah
penyegelan dan sebelum segel sudah dingin).
Film segel dingin bekerja dengan menerapkan lapisan pola-diterapkan lateks karet alam dimana perekat berbasis ke tepi internal film yang akan disegel. Ini kemudian ditekan bersama-sama pada mesin pembungkus dengan kecepatan tinggi. Film segel dingin biasanya digunakan untuk operasi aliran-wrap horisontal di mana kecepatan tinggi pembungkus diperlukan. Operasi pembungkusan vertikal jarang menggunakan film segel dingin karena kecepatan dan harga premium yang dikeluarkan oleh segel dingin adalah rendah.
Film segel dingin bekerja dengan menerapkan lapisan pola-diterapkan lateks karet alam dimana perekat berbasis ke tepi internal film yang akan disegel. Ini kemudian ditekan bersama-sama pada mesin pembungkus dengan kecepatan tinggi. Film segel dingin biasanya digunakan untuk operasi aliran-wrap horisontal di mana kecepatan tinggi pembungkus diperlukan. Operasi pembungkusan vertikal jarang menggunakan film segel dingin karena kecepatan dan harga premium yang dikeluarkan oleh segel dingin adalah rendah.
D.Bahan-bahan pengemas :
1. Aluminium foil
Aluminium
foil memberikan penghalang terbaik ke uap air, transmisi gas dan
bau tersedia dalam format yang fleksibel. Aluminium secara umum didefinisikan sebagai logam lembut
kemurnian 99-99,5% dan sisanya terdiri dari silikon
dan besi. Seiring dengan perkembangan zaman persentase penggunaan aluminium
dikurangi dan digantikan dengan penggunaan
logam mangan untuk memberikan kekuatan tambahan.
Kemasan foil sering
digulung ganda
sehingga memberikan karakteristik
mengkilap untuk bar dan tablet
pembungkus. Foil dapat ditentukan dalam
beberapa bentuk seperti polos yang
dilapisi dengan embossing dan yang
tidak dilapisi dengan embossing, yang
berguna untuk tansportasi atau biaya mesin pembungkus,
penambahan kekuatan dan ketahanan lipatan yang diperlukan. Ketika kacang menonjol dari bagian
belakang sebuah bar, mungkin
perlu untuk laminasi foil untuk bahan lainnya.
Bahan backing atau
pelapis paling populer
adalah kertas karena
kuat, mudah dicetak dan relatif murah. Penggunaan
kertas tergantung pada penggunaan, baik itu dilaminasi ke
luar atau di dalam foil. Adapun berbagai pilihan
bentuk kertas yang tersedia, misalnya
untuk jaringan seperti sulfit, kraft (biasanya bleaced) dan glassine, dengan berbagai
aqually macam perekat
, seperti dekstrin,
polietilena, lilin dan panas mencair. Film
plastik yang digunakan memiliki sifat penghalang tambahan dan
ketahanan tusuk yang diperlukan dan kadang-kadang dapat
meningkatkan kilap. Ketika foil dilapisi dengan vinyl atau polietilen
untuk membuatnya panas
sealable, ini memiliki
efek tambahan mengisi lubang kecil. Meskipun penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar lubang kecil memiliki sedikit efek pada sifat penghalang foil, mengisi tersebut
hanya dapat bermanfaat,
jika pola yang diterapkan segel dingin
pelapis umumnya digunakan
dengan kertas foil laminasi bukan dengan foil
yang tidak berlaminasi.
Foil merupakan bahan pengemas yang paling menarik saat dicetak. Semua proses pencetakan besar, terutama gravure dan flexography, dapat melakukan ini dan foil sering over-dipernis dengan warna transparan untuk memanfaatkan sepenuhnya logam sifat visualnya.
Foil merupakan bahan pengemas yang paling menarik saat dicetak. Semua proses pencetakan besar, terutama gravure dan flexography, dapat melakukan ini dan foil sering over-dipernis dengan warna transparan untuk memanfaatkan sepenuhnya logam sifat visualnya.
2.
Kertas dan karton
Material ini berasal dari serat selulosa yang berasal
dari pohon kayu. Untuk menghasilkan kertas dan karton ini maka gelondongan kayu
harus dibuat menajdi pulp (bubur
kertas), dan selanjutnya ditambahkan zat pemutih berupa senyawa sulfat,
sementara untuk menghilangkan bau pada kertas atau karton yang dihasilkan dapat
ditambahkan krom yang selanjutnya diolah secara mekanis sehingga akan
dihasilkan kertas dan karton yang memenuhi kriteria daya jual yang tinggi dan sedikit
bau dan noda. Kertas dan karton yang dapat digunakan untuk pembungkus cokelat
harus dapat memenuhi kriteria pembungkus tersebut.
Proses pembuatan kertas yang diawali dengan dibuatnya
bubur kertas dilanjutkan dengan tahap pengeringan dan kemudian dibentuk mirip
dengan gulungan kertas. Hasil pencetakan biasanya memiliki ukuran yang tidak
seragam sehingga untuk mengatasinya ditambahkan dengan cara melakukan penyisipan
daur ulang kertas atau dengan penambahan serat yang masih murni. Pada proses
pencetakan biasanya bagian atasnya lebih cerah daripada bagian bawah yang
biasanya dilapisi dengan pigmen seperti titanium dioksida dan adanya penambahan
pemutih dan hasil akhir ini dikenal dengan lapisan kertas atau karton.
Adapun kertas yang diolah secara kimia menghasilkan glasin,
yang dapat menyebabkan seratnya rusak secara keseluruhan. Namun saat ini glasin
bisa diolah menjadi kemasan, dengan adanya bantuan panas dan tekanan. Contohnya
adalah noisste yang cukup berlemak
dan berminyak, sehingga glasin sering juga dijadikan sebagai pelapis karton
yang berfungsi untuk melindungi karton dari penentrasi lemak dan juga
melindungi dari noda serta sebagai pembatas untuk menghalangi bercampurnya
coklat akibat ketidaktahanan cokelat terhadap panas.
Kegunaan glasin semakin berkembang dengan digunakannya
glasin sebagai bantalan atau lapisan dalam
cokelat yang dikemas pada kotak. Penambahan sulfur pada pembuatan kotak akan
meningkatkan ikatan diantara komponen bahan semakin kuat dan sangat resisten
atau dapat menahan lemak lebih baik lagi, bahkan dapat melindungi cokelat yang
dikemas dari pengaruh panas. Kemampuan pelindung kemasan kotak ini sangat
mendukung dan efektif dalam proses pendistribusian produk dalam hal
transportasi. Beberapa jalur transportasi yang digunakan seperti jalur darat
dengan menggunakan kereta api dan jalur laut dengan menggunakan kapal. Untuk jenis
kemasan yang sangat cocok untuk transportasi terutama jalur darat adalah dengan
menggunakan kotak glasin yang dibuat dengan penambahan sulfur.
Adapun jenis kemasan yang cocok untuk transportasi jalur
laut dimana bentuk bergelombang kemasan merupakan pilihan yang tepat. Sifatnya
yang kedap air dan tahan panas menjadikan kemasan ini menjadi alternatif utama
pemilihan jenis kemasan. Kemasan terbuat dari bahan yang datar kemudian
digulung dan direkatkan dengan perekat. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin atau secara manual dimana bahan digunting satu-persatu
kemudian dipadupadankan. Adapun ukuran gelombang yang dinyatakan dalam satuan
cm atau dengan inchi yaitu sebesar 1,7 cm (51 gelombang/kaki). Ini sering
diterapkan untuk ukuran kotak sekitar 3,2 kaki/cm.
Untuk menghasilkan kemasan kotak yang berkualitas baik sangat
dipengaruhi oleh materi bahan baku dan proses pengolahannya. Dalam pembuatan
kotak ini harus menggunakan materi bahan baku yang berkualitas mulai dari jenis
kertas yang kuat dengan glasi atau dengan menggunakan bahan yang tembus pandang.
Dalam pengolahan biasanya menerapkan metode yang tradisional dalam mencetak bentuk
kertas bergelombang mulai dari bentuk pola, dekorasi, dan ilustrasi yang bagus
dan menarik. Sementara untuk menyempurnakan hasil biasanya digunakan bantuan modern
yang sangat efisien dari segi waktu dan menjadi sangat konsumtif.
3.
Regenerasi film yang terbuat dari selulosa
Mulai tahun 1970 sampai dengan 1980 jenis penggunnan
kemasan dominan menggunakan kemasan regenerasi film yang terbuat dari selulosa
dengan ciri fisik kemasan yang fleksibel. Contoh dari jenis kemasan ini adalah
kertas dan karton dari bubur kayu, yang pada umumnya berkualitas tinggi,
proporsi yang paling bagus adalah dari tumbuhan eukaliptus. Kemasan ini dibuat dengan menggunakan reaksi kimia yang
dimasukkan kedalam suatu larutan dengan tujuan untuk membantu meregenerasi slot
kebentuk film yang transparan. Sementara untuk meningkatkan daya elatisitas dan
fleksibilitas dari film dengan cara menggunakan gliserol dan glisol kedalam
bentuk plastik.
RCF (Regenerasi Celulosa Film) memiliki karakteristik transparan,
fleksibilitas, flip mati, dan juga memiliki kemapuan untuk membawa oksigen, dan
berwujud kering. Bahan ini tidak dapat disegel dan sangat rentan terhadap
terkena air, dan sangat mudah mengalami pelebaran ukuran akibat adanya pengaruh
kelembapan udara yang tinggi sehingga banyak komponen air yang dapat masuk ke
kemasan.
4.
Film plastik
RCF sebagian besar telah digantikan oleh film plastik untuk
kemasan fleksibel. PVDC, digunakan untuk
melapisi RCF yang diperoleh dalam bentuk film. Serta dalam bentuk coating, penggunaan plastik sebagai kemasan menjadi
sangat meluas terutama untuk kemasan coklat.
Adapun jenis-jenis kemasan plastik seperti berikut :
a.
Plolyninyl klorida
PVC merupakan jenis plastic yang banyak dibutuhkan baik
plastik yang transparan atau yang gelap. Karakeristik plastic jenis ini yaitu
memiliki resistensi pada lemak dan minyak cukup bagus, meskipun uap airnya yang
tinggi, sehingga polypropylene lebih bagus dibandingkan PVC. PVC juga digunakan
untuk meminimalisir noda dan migrasi bahan dari kemasan ke produk.
b.
Polipropylene
Plastik jenis ini banyak lagi digunakan karena ukurannya yang
lebih kecil, lebih transparan, koefisiennya sangat rendah terhadap logam dan mudah
untuk disegel dibandingkan dengan jenis plastik lainnya sehingga sangat cocok
sebagai kemasan dari coklat.
c.
Polyester
Merupakan jenis kemasan yang resisten terhadap lemak dan
minyak dan sangat bagus dalam menjaga aroma gas dan cairan kedalam kemasan.
d.
Seal dingin
Kemasan jenis ini memiliki kelebihan yang terkait dengan
tiga parameter yang bersangkutan seperti tekanan, waktu, dan suhu yang tentunya
dalam proses pembuatannya digunakan dengan kapasitas yang rendah dibandingkan
dengan jenis kemasan lain. Keunggulan kemasan ini sangat efektif dalam
penggunaan energi yang relatif rendah dan pengurangan pemakaian mesin dalam
penyegelan plastik.
e.
Biopolimer
Munculnya kemasan jenis ini dilatarbelakangi oleh
meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Dahulu plastik
merupakan kemasan sekali pakai yang terbuang dan sangat sulit untuk diuraikan ,
akibatnya dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi lingkungan yang dapat
mengancam kesehatan masyarakat. Atas dasar inilah maka penggunaan kemasan
biopolimer adalah solusinya, dimana kemasan biopolimer ini merupakan kemasan yang
biodegradable (ramah lingkungan),
sebab kemasan ini mudah di urai dan dapat di daur ulang.
f.
Poli asam laktat
Merupakan jenis
kemasan yang terbuat dari pati serealia terutama jagung sebagai bahan utama
polyester alifaktik. PLA (Poly Lactat
Acid) memiliki sifat seperti tingkat kekakuan yang tinggi, tingkat
transparansi yang tinggi, mengkilap, dapat dilipat, dan memiliki kemampuan
memutar dan dapat melindungi coklat dari air. Kekakuan film hampir sama dengan
polistiren yang telah dimodifikasi.
g.
Plantik
Merupakan jenis kemasan yang juga terbuatdari peti jagung
yang dimodifikasi dengan dimasukkan bahan-bahan seperti pelentur dan alat bantu
pengolahan yang kemudian diekstruksi. Vakum plantik berbentuk seperti tray yang
sangat terbatas penggunaannya untuk berbagai jenis coklat. Plantic dibuat
dengan Format VFT yang memiliki sifat kekakuan, mudah dibentuk dalam keadaan
panas, dan dapat dihancurkan atau dialarutkan dengan panas atau air panas. Oleh
karena itu pengaturan kelembapan dan kondisi vakum merupakan titik kritis dalam
proses penerapan VFT yang bertujuan untuk mencegah kehilangan air sehingga
menyebabkan kondisi bahan menjadi rapuh.
Pada saat dihadapkan pada berbagai bentuk-bentuk kemasan
sangat penting memahami yang membedakan antara dua jenis definisi yaitu, bahan-bahan
yang terbaharukan dan dapat didaur ulang.
E.
Pengawasan mutu dan kriteria lingkungan
a. Pengawasan mutu
Indegradasi jalur produksi seperti yang dijelaskan diatas
tidak akan mungkin tanpa menggunakan bantuan mesin yang meliputi serangkaian operasi
mekanis dan sangat bergantung pada kualitas bahan kemasan dan faktor pencetakan,
penyegelan, pendaftaran merek, terutama dimana sel photoelektrik (PEC)
mendaftarkan merek yang bersangkutan, perengangan, pemasukan, ketelitian dalam
pemotongan harus diawasi untuk dikendalikan ketempat yang lebih tinggi daripada
sebelum dab dipantau oleh pengguna atau konsumen. Pengawasan mutu dapat
melibatkan banyaknya tes yang harus dilakukan sebelum bahan mencapai garis
produksi. Untuk menunjang kualitas mutu sebaiknya dilaksanakan sebagian
pengujian dengan melakukan inspeksi mendadak yang dilakukan oleh pengguna (pemenuhan
sertifikat). Namun demikian, laboratorium pengemasan yang baik seharusnya dapat
melaksanakan setidaknya pengujian sebagai berikut :
-
Kekuatan segel, daya tarik, dan pembukaan
-
Koefisien gesekan
-
MVR (pertahanan kelembapan udara)
-
Adanya noda dengan menggunakan gas kromatografi (GLC)
-
Stabilitas cetak dan ketahanan terhadap abrasi
-
Peninjauan kode batang
Coklat pada dasarnya sangat sensitif terhadap noda dan untuk
pencegahan terjadinya kerusakan sebaiknya dilakukan pembuangan pada bagian yang
bernoda atau dengan dilakukan pelapisan dengan PVdV, laminating, dan pelapisan
logam metal. Selain kondisi produk yang dikemas diperhatikan, hal ini juga
harus sejalan dengan menjaga kondisi lingkungan yang seharusnya dialakukan
pengawasan terhadap potensi sumber limbah sisa hasil industri coklat seperti pelarut
sisa, kontaminan bahan pembungkus, pengeringan yang tidak lengkap, atau
oksidasi tinta cetak, pernis, termasuk pencetakan penyegelan, dan kesalahan
dalam penggunaan pelapis yang dapat menimbulkan noda. Pengawasan mutu berperan secara luas peranannya yaitu dalam
melindungi produk coklat yang dikemas dari bahaya iklim, pemasaran, sebagai
daya tarik untuk menarik konsumen.
b. Masalah lingkungan
Semua kemasan seharusnya memperhitungkan kriteria
lingkungan. Pada dasarnya, ini berarti menggunakan jumlah minimum bahkan
konsistensi dengan persyaratan produk, di beberapa pasar ada prasangka terhadap
bahan tertentu, yang juga harus diperhitungkan. Adapun yang termasuk masalah
lingkungan yaitu terjadinya hujan asam, pelepasan dioksin ketika panas, dan
bahan aluminium yang menyebabkan lingkungan rusak yang disebabkan selama selama
pengolahan dan ekstraksi bauksi.
Meskipun ada beberapa pembatasan hukum atas penggunaan
bahan-bahan tersebut, keberatan konsumen dinyatakan melalui perdagangan mungkin
memerlukan tray vakum yang dibentuk
untuk pembungkusan coklat dimana pelapisan kemasan diharapkan dapat didaur
ulang bersama-sama, tetapi penggunaan mono-bahan umumnya untuk rekomendasi dari
sudut pandang lingkungan.
KESIMPULAN
DAFTAR
PUSTAKA
Pada topik
pengemasan (Packaging) akan membahas
tentang berbagai jenis kemasan dan
proses pengemasan produk cokelat, yang selalu diikuti dengan penyegelan.
Penentuan jenis kemasan yang akan digunakan dibutuhkan pemahaman mengenai
karakteristik sifat bahan pengemasan yang bertujuan untuk memperoleh
keuntungan.
Pengemasan
merupakan suatu cara dalam memberikan kondisi sekeliling yang tepat bagi bahan
pangan dan dengan demikian membutuhkan pemikiran dan perhatian yang lebih besar
daripada yang biasanya diketahui.
Hal-hal yang penting
untuk memperlihatkan fungsi-fungsi utama dari suatu kemasan, yaitu sebagai
berikut :
- Harus dapat mempertahankan produk agarlebih bersih
dan memberikan perlindungan terhadap kotoran dan pencemaran lainnya.
- Harus memberikan perlindungan pada bahan pangan
terhadap kerusakan fisik, air, oksigen, dan sinar.
- Harus berfungsi secara benar,
efisien, dan ekonomis dalam
proses pergempakan yaitu selama
pemasukan bahan pangan kedalam kemasan.
- Harus mempunyai suatu tingkat kemudahan untuk
dibentuk menurut rancangannya.
- Harus
memberikan pengenalan, keterangan, daya tarik penjualan
(Buckle, et. al., 2007).
Adapun fungsi dari kemasan yaitu sebagai
berikut:
- Untuk melindungi
produk
- Untuk melindungi dan
mengawetkan produk
- Sebagai identitas
produk
- Meningkatkan efisien
- Melindungi pengaruh
buruk dari luar
- Memperluas pemakaian
dan pemasaran produk
- Menambah daya tarik
calon pembeli
- Sarana informasi dan
iklan
- Memberikan kenyamanan
bagi pemakai
Kemasan yang baik harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
-
Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan,
pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan/ penumpukan.
-
Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar, misalnya
perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing,
benturan/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.
-
Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifikasi,
informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan
harus mendapatkan perhatian.
-
Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran
masyarakat dan tempat tujuan pemesan.
-
Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang
ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak (Mareta dan Shofia, 2011).
B.
Pengertian cokelat
Gambar 1. Bahan baku
cokelat
Cokelat merupakan produk pangan berpotensi bermanfaat mencegah
atau campuran kombinasi dari pasta cokelat mengurangi terjadinya beberapa jenis
(chocolate liquor), gula, dan lemak kakao. Cokelat sebagai produk pangan mengandung komponen flavonoid tersebut
untuk diteliti derivat dari kakao merupakan produk lebih mendalam pada produk
pangan. Oleh karena itu, fenolik dari biji tanaman Theobroma cacao,
mengandung senyawa flavonoid/ flavanol (Sudibyo, 2012).
Menurut Indarti, dkk., (2013) menyatakan bahwa
cokelat merupakan produk olahan kakao yang memiliki sifat spesial dari pangan
lainnya, bukanlah karena rasa dan nutrisinya yang baik, tetapi lebih karena
sifatnya yang tidak dimiliki oleh pangan lain yaitu bersifat padat di suhu
ruang, rapuh saat dipatahkan dan meleleh sempurna pada suhu tubuh. Namun
seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya daya suka masyarakat akan
produk kakao ini sehingga aplikasi pengolahan, pengembangan produk semakin
ditingkatkan. Namun di sisi lain peningkatan terhadap perlindungan produk
cokelat juga terus meningkat dan lebih mengutamakan fungsi kepraktisan, salah
satunya dengan menggunakan jenis kemasan cokelat yang memiliki kemampuan untuk
dapat mempertahankan atau meningkatkan produk cokelat.
C. Jenis Cokelat
1.
Bentuk cokelat tablet dan batang
Gambar 2. Cokelat batang Gambar 3. Cokelat tablet
Cokelat batang merupakan produk
olahan sekunder yang paling mudah diperoleh. Akan tetapi, kualitas lemak kakao
relatif rendah, memiliki titik leleh yang rendah dan solid fat content yang rendah pada suhu ruang dan tidak meleleh
sempurna setelah pemanasan. Pembuatan cokelat batang dilakukan dengan kategori
jenis cokelat susu yang dapat dikonsumsi langsung. Untuk pembuatan cokelat
batang digunakan lemak kakao, pasta kakao, gula, susu skim dan emulsifier (lesitin
soya),
Selama
bertahun-tahun bentuk cokelat cenderung tidak mengalami perubahan bahkan
perlindungannya masih minimal. Namun dengan adanya kombinasi produk cokelat
dengan inklusi seperti sereal dan kacang-kacangan membuat perlindungan kemasan
semakin ditingkatkan.
Pengemasan
cokelat batang tradisional menggunakan kertas timah dan kertas over-wrap. Namun, saat ini penggunaan
kertas timah telah digantikan dengan aluminium
foil. Ketebalan aluminium foil dibedakan berdasarkan tipe inklusinya, yaitu
ketebalan untuk cokelat batang tanpa inklusi adalah 10 μm (0,4 x 10 in.), sedangkan untuk cokelat
batang dengan inklusi membutuhkan peningkatan perlindungan dengan ketebalannya
lebih tebal dengan cara menggunakan aplikasi pelapis panas lapang (sealable) atau PE (polyetilen) sehingga dapat terhindar dari hal-hal seperti kutu,
gas, dan uap air.
Di
Inggris dan beberapa negara lain di seluruh dunia, penerapan penggunaan kemasan
aluminium foil juga digunakan untuk
cokelat tablet. Kecepatan pengemasan lebih cepat dan menekan biaya bahan
pengemas yang lebih murah, sehingga mendorong aplikasinya penggunaan format
aliran kemasan, dimana untuk mencegah kerusakan kemasan tablet cokelat biasanya
dilapisi dengan kardus.
Dibeberapa
negara kapasitas kardus yang berisi 12 sampai 36 tablet cokelat dikenal dengan outer/ inner, yang berhubungan dengan
masalah dalam transportasi (umumnya transportasi pengiriman jalur laut). Untuk
tujuan transportasi tablet disusun pada
bagian tepi untuk memberikan konfigurasi yang kuat dan lebih stabil. Ini sangat
berkaitan dengan kestabilan dan kelancaran proses transportasi untuk dapat
mempercepat dan distribusi produk cokelat.
2.
Cokelat countlines (tak beraturan)
Gambar 4. Cokelat countlines
Produk
tipe ini dikembangkan pesat hampir di semua negara, yang biasanya dengan
tampilan bentuk yang tidak beraturan yang berbeda dari bentuk tablet seragam.
Dalam proses pengemasan menggunakan format pembungkus countlines sehingga penggunaan foil dan kertas hanya dapat ditemui
pada beberapa jenis produk saja.
Pembungkusan
dengan format countlines dengan
aliran wrap dapat memberikan
perlindungan produk termasuk sebelum dibungkus (multi-pack). Kombinasi format countlines
dengan struktur kemasan film dapat memodifikasi kemasan untuk mencegah masuknya
uap air, gas, timbul bau, cahaya dan hilangnya rasa.
Pada
countlines terdapat kandungan cokelat
putih yang tidak mengandung antioksidan yang ada pada susu, sehingga
membutuhkan kemasan yang dapat melindungi dari paparan cahaya yang dapat
menimbulkan kerusakan oksidasi dengan penggunaaan film metalisasi. Menurut
Napitupulu, (2014) yang menyatakan bahwa White cokelat, atau cokelat putih bukanlah
cokelat karena sama sekali tidak mengandung kakao. White chocolate terbuat dari gula, minyak cokelat, susu, lesitin,
dan vanilli. Jika di dalamnya tidak ditambahkan minyak cokelat, maka campuran
itu dinamakan coating. Cokelat putih
banyak digunakan sebagai pelapis cake
dan sebagai hiasan. Selain itu cokelat sering dikombinasikan
dengan kandungan kacang juga membutuhkan perlindungan yang sama bahkan lebih
tinggi terhadap pengaruh cahaya.
Untuk
pengiriman cokelat countlines mirip
dengan kemasan tablet, namun cokelat diletakkan datar di dalam kotak. Adanya
penyegelan akibat penerapan sistem wrap
sehingga memungkinkan banyaknya udara terjebak pada wrapper, sehingga ruang
bebas lebih diperlukan dalam kotak luar dibandingkan dengan tablet yang
dibentuk. Hal ini yang menyebabkan biaya distribusi relatif lebih besar,
meskipun kecepatan pembungkusan lebih cepat terutama dengan aplikasi sistem wrap modern dengan sistem reduksi udara
dapat meminimalkan ukuran kotak.
3.
Cokelat massal (cokelat cair)
Gambar 5. Cokelat cair
Cokelat
cair yang diproduksi skala besar, umumnya diangkut dengan menggunakan kapal
tanker. Penggunaan karung kertas yang berlapis polyetilen dalam pengemasan cokelat cair bertujuan untuk mencegah
terjadinya pergelinciran. Sementara
untuk mencegah air dan noda kayu terhadap produk dilakukan penempatan lebaran
polyetlen diantara palet transportasi dan karung. Stabilitas peletakkan cokelat
cair diatas kayu yang begelombang sejalan dengan polyetilen sehingga akan
sangat stabil dalam transportasi.
4.
Kotak cokelat (Diperuntukkan untuk cokelat batang sebagai kemasan sekunder)
Gambar 6. Kotak cokelat
Berbagai
jenis kotak pengangkutan produk cokelat sangat bervariasi, mulai dari pembuatan
tangan sampai penggunaan mesin. Kotak berbahan karton buatan tangan memiliki keunggulan
fleksibilitas dengan pola yang menarik dibandingkan mesin, meskipun
memungkinkan adanya perubahan ukuran. Untuk menghasilkan kotak pengangkutan
yang bersih ada karakteristik yang perlu diperhatikan seperti penggunaan
lapisan pelindung yang halus, cairan tinta yang ditambahkan harus mengkilap.
Kemasan foil sering dikombinasikan dengan film kemasan yang dilaminasi, pada
penggunan film kurang efektif untuk pengemasan cokelat ini.
5.
Kemasan membelit (Pembungkus memutar)
Gambar
7. Kemasan membelit
Kemasan
ini sering digunakan untuk produk-produk gula. Dalam pengemasannya produk ini
menggunakan mesin yang canggih sehingga prosesnya lebih cepat. Meskipun
demikian produk ini menggunakan bahan baku kemasan masih berupa aluminium foil dengan lapisan yang
berwarna perak, polos ataupun bening. Namun terdapat kelemahan penggunaan
kemasan foil seperti ketebalan lapisan lebih tebal dibandingkan bagian tepi dan
film mungkin tidak dapat mempertahankan bentuknya. Padahal kemasan film ini
merupakan film selulosa diregenerasi (RCF) yang memiliki kemampuan untuk dapat
dibentuk sebagai aplikasi sentuhan pembungkusan. Sejauh ini kemasan ini belum
dapat digantikan oleh jenis kemasan atau film lainnya, sebab sisi kemasan ini
membutuhkan biaya tinggi, sifat transparan, kekilauan, dan kejernihan terutama
pada saat dibutuhkan penampilan transparan film yang berwarna. Oleh karena itu
sampai saat ini belum ada kemasan atau lapisan film yang dapat menggantikan.
Saat ini perkembagan lapisan film hanya dengan bertambahnya sifat dimensi
transparan dan kejernihan dan kemudahan untuk membentuk kemasan yaitu dengan
pelapisan kertas metalik dan film metalik seperti PVC dan polypropylene. Adanya penambahan segel perekat dingin di daerah
memutar pada kedua ujung pembungkus sehingga mempertahankan bentuk kemasan yang
bertujuan untuk dapat meningkatkan sifat perlindungan penghalang.
Adapun
biomaterial baru seperti PLA (yang dihasilkan dari pati sereal) yang dapat
digunakan untuk pengemasan twist.
Pembungkus jenis ini secara umum berbentuk fantail-double-end
sebagai sentuhan ganda. Sebuah alternatif yang populer dimana pada bagian ujung
dengan kombinasi pada kedua ujung yang mirip dengan kemasan sachet. Salah satu jenis produk yang
cocok untuk dikemas dengan bentuk kemasan ini adalah jenis produk buah-buahan
seperti strowberi krim, dan ragam jenis produk cokelat yaitu permen coklat yang
lebih populer dikemas dengan menggunakan jenis kemasan ini.
6.
Kemasan cokelat yang berbentuk bulat dan produk cokelat musiman
lainnya
Gambar
8. Kemasan cokelat bulat
Kemasan
cokelat yang berbentuk bulat menggunakan bahan pengemas berupa kertas timah
secara manual dengan tangan ataupun dengan bantuan mesin. Penggunaan kertas
timah sebagai pengemas disebabkan kemampuannya untuk mengikuti suatu bentuk
benda, yang digunakan aplikasi cetakan timah untuk mendapatkan bentuk yang
seragam. Untuk menunjukkan kualitas biasanya coklat dikemas dengan kemasan
transparan atau bening, namun tetap memperhatikan kondisi kemasan yang dapat
melindungi dari tembusnya air. Adapun kelemahan dari kertas pembungkus ini
yaitu tidak dapat mempertahankan bentuk lipatan dan pengaruh perlakuan
pendistribusian yang kurang baik atau cenderung kasar sehingga menyebabkan
coklat menjadi rusak.
Saat
ini metode pengemasan yang paling sering digunakan adalah pengemasan dengan menggunakan
polietilen berlapis dimana karung goni kertas 5x5 kg atau berbentuk lempengan.
Untuk mempertahankan keseimbangan, sebaiknya dipastikan bahwa kotak bertujuan
untuk mempermudah proses transportasi. Selain itu pelapisan dengan polietilen
bertujuan untuk menjaga kelembapan atau mencegah tumbuhnya jamur.
7.
Rak siap ritel atau rak saji
Untuk
menunjang proses pendistribusian ataupun pemasaran produk maka cokelat yang
sudah dikemas diletakkan pada rak-rak yang umumnya sering diletakkan di bagian
belakang yang toko. Kelebihan pemajangan produk dengan metode ini bertujuan
untuk mengurangi penggunaan tenaga kerja dan sekaligus dapat memperlihatkan
label atau merek dari coklat yang dikemas.
D.
Tahapan pembungkusan dan penyegelan
Arus pembungkusan dilakukan secara horizontal dengan bentuk isi segel (aliran-wrap mesin) membentuk tabung terus
menerus film kemasan dengan memproduksi segel membujur (sering disebut sebagai
sirip-seal) sebanyak bahan yang dikemas. Penyegelan
aliran-wrap kemasan dilakukan oleh
aplikasi tekanan, panas dan kemudian ketika dingin segel perekat digunakan.
Untuk panas menyegel pembungkus utama biasanya terdiri dari beberapa lapisan polypropylene yang co-polimer diekstrusi
bersama-sama, dimana Co-ekstrusi untuk
membentuk sebuah film mono-web. Panas penyegelan dapat mencapai baik dengan
penerapan lapisan seperti PVDC (polyvinylidene klorida), akrilik, atau dengan lapisan
dalam co-ekstrusi
(permukaan penyegelan) memiliki titik leleh lebih rendah dari permukaan luar. Oleh karena itu hambatan yang
lebih tinggi diperlukan
misalnya
oksigen atau uap
air, dimana dampak visual yang tinggi pada beberapa lapisan film yang berbeda
dapat dilaminasi bersama-sama dengan perekat (biasanya dilakukan oleh printer). Struktur khas
untuk kemasan berkualitas
tinggi digunakan polypropylene (CPP)
/ perekat / polyester terephthalate
(PET), dimana cetak terjepit di antara perekat dan
PET memberikan permukaan transparan
yang tinggi. Dalam struktur ini segel tahan panas berasal dari lapisan internal CPP yang memiliki titik leleh
lebih rendah dari lapisan luar dari PET. Selain itu, lapisan penyekat tebal
yang digunakan dibandingkan dengan film dilapisi untuk menjamin integritas
segel maksimum dan kekuatan ikatan penyegelan tinggi. Film LTS / BSR tidak
dianjurkan untuk pembungkusan
secara vertikal secara
cepat (segel diperlukan untuk membawa produk yang dikemas karena ikatannya lemah sehingga segera setelah
penyegelan dan sebelum segel sudah dingin).
Film segel dingin bekerja dengan
menerapkan lapisan pola-diterapkan lateks karet alam dimana perekat
berbasis ke tepi internal film yang akan disegel. Ini kemudian ditekan bersama-sama pada mesin
pembungkus dengan kecepatan tinggi. Film segel dingin biasanya digunakan untuk
operasi aliran-wrap horisontal di mana kecepatan tinggi pembungkus diperlukan.
Operasi pembungkusan vertikal
jarang menggunakan film segel dingin karena kecepatan dan harga
premium yang dikeluarkan oleh segel dingin adalah rendah.
E. Bahan-bahan pengemas :
1. Aluminium foil
Gambar 9. Kertas aluminium foil
Aluminium
foil memberikan penghalang terbaik ke uap air, transmisi gas dan
bau tersedia dalam format yang fleksibel. Aluminium secara umum didefinisikan sebagai logam lembut
kemurnian 99-99,5% dan sisanya terdiri dari silikon
dan besi. Seiring dengan perkembangan zaman persentase penggunaan aluminium
dikurangi dan digantikan dengan penggunaan
logam mangan untuk memberikan kekuatan tambahan.
Kemasan foil sering
digulung ganda
sehingga memberikan karakteristik
mengkilap untuk bar dan tablet
pembungkus. Foil dapat ditentukan dalam
beberapa bentuk seperti polos yang
dilapisi dengan pengkilap dan yang
tidak dilapisi dengan pengkilap, yang berguna untuk tansportasi atau biaya mesin pembungkus,
penambahan kekuatan dan ketahanan lipatan yang diperlukan. Ketika kacang menonjol dari bagian
belakang sebuah bar, mungkin
perlu untuk laminasi foil untuk bahan lainnya.
Bahan backing atau
pelapis
paling populer adalah kertas karena
kuat, mudah dicetak dan relatif murah. Penggunaan
kertas tergantung pada penggunaan, baik itu dilaminasi ke
luar atau di dalam foil. Adapun berbagai pilihan
bentuk kertas yang tersedia, misalnya
untuk jaringan seperti sulfit, kraft (biasanya bleaced) dan glassine, dengan berbagai
aqually jenis perekat , seperti dekstrin, polietilena, lilin
panas mencair. Film plastik yang
digunakan memiliki sifat penghalang tambahan dan
ketahanan tusuk yang diperlukan dan kadang-kadang dapat
meningkatkan kilap. Ketika foil
dilapisi
dengan vinyl
atau polietilen untuk
membuatnya panas sealable, ini memiliki efek tambahan mengisi lubang
kecil. Meskipun penelitian telah
menunjukkan bahwa sebagian besar lubang
kecil memiliki sedikit efek pada
sifat penghalang foil, mengisi tersebut hanya dapat
bermanfaat, jika pola yang diterapkan segel
dingin pelapis umumnya
digunakan dengan kertas foil laminasi bukan dengan foil yang tidak berlaminasi.
Foil merupakan bahan pengemas yang paling menarik saat dicetak. Semua proses pencetakan besar, terutama gravure dan flexography, dapat melakukan ini dan foil sering over-dipernis dengan warna transparan untuk memanfaatkan sepenuhnya logam sifat visualnya.
Foil merupakan bahan pengemas yang paling menarik saat dicetak. Semua proses pencetakan besar, terutama gravure dan flexography, dapat melakukan ini dan foil sering over-dipernis dengan warna transparan untuk memanfaatkan sepenuhnya logam sifat visualnya.
2.
Kertas dan karton
Gambar
10. Kertas dan karton
Material ini berasal dari serat selulosa yang berasal
dari pohon kayu. Untuk menghasilkan kertas dan karton ini maka gelondongan kayu
harus dibuat menajdi pulp (bubur
kertas), dan selanjutnya ditambahkan zat pemutih berupa senyawa sulfat,
sementara untuk menghilangkan bau pada kertas atau karton yang dihasilkan dapat
ditambahkan krom yang selanjutnya diolah secara mekanis sehingga akan
dihasilkan kertas dan karton yang memenuhi kriteria daya jual yang tinggi dan
sedikit bau dan noda. Kertas dan karton yang dapat digunakan untuk pembungkus
cokelat harus dapat memenuhi kriteria pembungkus tersebut.
Proses pembuatan kertas yang diawali dengan dibuatnya
bubur kertas dilanjutkan dengan tahap pengeringan dan kemudian dibentuk mirip
dengan gulungan kertas. Hasil pencetakan biasanya memiliki ukuran yang tidak
seragam sehingga untuk mengatasinya ditambahkan dengan cara melakukan
penyisipan daur ulang kertas atau dengan penambahan serat yang masih murni.
Pada proses pencetakan biasanya bagian atasnya lebih cerah daripada bagian
bawah yang biasanya dilapisi dengan pigmen seperti titanium dioksida dan adanya
penambahan pemutih dan hasil akhir ini dikenal dengan lapisan kertas atau
karton.
Adapun kertas yang diolah secara kimia menghasilkan
glasin, yang dapat menyebabkan seratnya rusak secara keseluruhan. Namun saat
ini glasin bisa diolah menjadi kemasan, dengan adanya bantuan panas dan
tekanan. Contohnya adalah noisste
yang cukup berlemak dan berminyak, sehingga glasin sering juga dijadikan
sebagai pelapis karton yang berfungsi untuk melindungi karton dari penetrasi
lemak dan juga melindungi dari noda serta sebagai pembatas untuk menghalangi
bercampurnya cokelat akibat ketidaktahanan cokelat terhadap panas.
Kegunaan glasin semakin berkembang dengan digunakannya
glasin sebagai bantalan atau lapisan
dalam cokelat yang dikemas pada kotak. Penambahan sulfur pada pembuatan kotak
akan meningkatkan ikatan diantara komponen bahan semakin kuat dan sangat
resisten atau dapat menahan lemak lebih baik lagi, bahkan dapat melindungi
cokelat yang dikemas dari pengaruh panas. Kemampuan pelindung kemasan kotak ini
sangat mendukung dan efektif dalam proses pendistribusian produk dalam hal
transportasi. Beberapa jalur transportasi yang digunakan seperti jalur darat
dengan menggunakan kereta api dan jalur laut dengan menggunakan kapal. Untuk
jenis kemasan yang sangat cocok untuk transportasi terutama jalur darat adalah
dengan menggunakan kotak glasin yang dibuat dengan penambahan sulfur.
Adapun jenis kemasan yang cocok untuk transportasi jalur
laut dimana bentuk bergelombang kemasan merupakan pilihan yang tepat. Sifatnya
yang kedap air dan tahan panas menjadikan kemasan ini menjadi alternatif utama
pemilihan jenis kemasan. Kemasan terbuat dari bahan yang datar kemudian
digulung dan direkatkan dengan perekat. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin atau secara manual dimana bahan digunting satu-persatu
kemudian dipadupadankan. Adapun ukuran gelombang yang dinyatakan dalam satuan
cm atau dengan inchi yaitu sebesar 1,7 cm (51 gelombang/kaki). Ini sering
diterapkan untuk ukuran kotak sekitar 3,2 kaki/cm.
Untuk menghasilkan kemasan kotak yang berkualitas baik
sangat dipengaruhi oleh materi bahan baku dan proses pengolahannya. Dalam
pembuatan kotak ini harus menggunakan materi bahan baku yang berkualitas mulai
dari jenis kertas yang kuat dengan glasin atau dengan menggunakan bahan yang
tembus pandang. Dalam pengolahan biasanya menerapkan metode yang tradisional dalam mencetak bentuk
kertas bergelombang mulai dari bentuk pola, dekorasi, dan ilustrasi yang bagus
dan menarik. Sementara untuk menyempurnakan hasil biasanya digunakan bantuan
modern yang sangat efisien dari segi waktu dan menjadi sangat konsumtif.
3.
Regenerasi film yang terbuat dari selulosa
Gambar
11. Regenerasi film yang terbuat dari selulosa
Mulai tahun 1970 sampai dengan 1980 jenis penggunan
kemasan dominan menggunakan kemasan regenerasi film yang terbuat dari selulosa
dengan ciri fisik kemasan yang fleksibel. Contoh dari jenis kemasan ini adalah
kertas dan karton dari bubur kayu, yang pada umumnya berkualitas tinggi,
proporsi yang paling bagus adalah dari tumbuhan eukaliptus. Kemasan ini dibuat dengan menggunakan reaksi kimia yang
dimasukkan kedalam suatu larutan dengan tujuan untuk membantu meregenerasi slot
kebentuk film yang transparan. Sementara untuk meningkatkan daya elatisitas dan
fleksibilitas dari film dengan cara menggunakan gliserol dan glisol kedalam
bentuk plastik.
RCF (Regenerasi Celulosa Film) memiliki karakteristik
transparan, fleksibilitas, flip mati, dan juga memiliki kemapuan untuk membawa
oksigen, dan berwujud kering. Bahan ini tidak dapat disegel dan sangat rentan
terhadap terkena air, dan sangat mudah mengalami pelebaran ukuran akibat adanya
pengaruh kelembapan udara yang tinggi sehingga banyak komponen air yang dapat
masuk ke kemasan.
4.
Film plastik
RCF sebagian besar telah digantikan oleh film plastik
untuk kemasan fleksibel. PVDC, digunakan
untuk melapisi RCF yang diperoleh dalam bentuk film. Serta dalam bentuk coating, penggunaan plastik sebagai kemasan menjadi
sangat meluas terutama untuk kemasan coklat.
Adapun jenis-jenis kemasan plastik seperti berikut :
a. Polyvinylchlorida
PVC merupakan jenis plastik yang banyak dibutuhkan baik
plastik yang transparan atau yang gelap. Karakeristik plastik jenis ini yaitu
memiliki resistensi pada lemak dan minyak cukup bagus, meskipun uap airnya yang
tinggi, sehingga polypropylene lebih
bagus dibandingkan PVC. PVC juga digunakan untuk meminimalisir noda dan migrasi
bahan dari kemasan ke produk. Polyvinylchlorida
dibuat melalui coating atau blown
extrusion. Beberapa formulasi dari PVC yang akan digunakan untuk pengemasan
produk makanan terutama produk cokelat tentunya harus dilakukan uji dengan
teliti yang sesuai dengan food grade
standard.
b.
Polipropylene
Gambar
12. Polipropylene
Plastik jenis ini banyak lagi digunakan karena ukurannya
yang lebih kecil, lebih transparan, koefisiennya sangat rendah terhadap logam
dan mudah untuk disegel dibandingkan dengan jenis plastik lainnya sehingga
sangat cocok sebagai kemasan dari cokelat. Menurut Departemen Perindustrian,
(2007) menyatakan bahwa polypropylene
mempunyai resistensi terhadap penetrasi gas dan uap air, fleksible yang dapat
disesuaikan dengan bentuk produk cokelat yang dikemas. Plastik jenis ini dibuat
melalui bown extrusion ataupun casting proses
PP film dapat dibuat oriented ataupun
tidak oriented. Biaxially oriented pp
film memberikan hasil yang terbesar dibandingkan film lainnya. Kopolimer PP
film bisa membuat film dengan heat
sealability dan machineability
yang baik.
c.
Polyester
Gambar
13. Polyester
Merupakan jenis kemasan yang resisten terhadap lemak dan
minyak dan sangat bagus dalam menjaga aroma gas dan cairan kedalam kemasan, dan
tidak mudah sobek. Poly
Vinyl Citrid, mengeluarkan gas beracun bila terkena panas, sehingga
penggunaannya untuk poduk pangan hanya diijinkan untuk kemasan luar saja.
d.
Seal dingin
Kemasan jenis ini memiliki kelebihan yang terkait dengan
tiga parameter yang bersangkutan seperti tekanan, waktu, dan suhu yang tentunya
dalam proses pembuatannya digunakan dengan kapasitas yang rendah dibandingkan
dengan jenis kemasan lain. Keunggulan kemasan ini sangat efektif dalam
penggunaan energi yang relatif rendah dan pengurangan pemakaian mesin dalam
penyegelan plastik.
e.
Biopolimer
Munculnya kemasan jenis ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya
kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Dahulu plastik merupakan kemasan
sekali pakai yang terbuang dan sangat sulit untuk diuraikan, akibatnya dapat
menimbulkan berbagai dampak negatif bagi lingkungan yang dapat mengancam
kesehatan masyarakat. Atas dasar inilah maka penggunaan kemasan biopolimer
adalah solusinya, dimana kemasan biopolimer ini merupakan kemasan yang biodegradable (ramah lingkungan), sebab
kemasan ini mudah di urai dan dapat di daur ulang.
f.
Poli asam laktat
Merupakan jenis
kemasan yang terbuat dari pati serealia terutama jagung sebagai bahan utama
polyester alifaktik. PLA (Poly Lactat
Acid) memiliki sifat seperti tingkat kekakuan yang tinggi, tingkat
transparansi yang tinggi, mengkilap, dapat dilipat, dan memiliki kemampuan
memutar dan dapat melindungi cokelat dari air. Kekakuan film hampir sama dengan
polistiren yang telah dimodifikasi.
g.
Plantik
Merupakan jenis kemasan yang juga terbuatdari peti jagung
yang dimodifikasi dengan dimasukkan bahan-bahan seperti pelentur dan alat bantu
pengolahan yang kemudian diekstruksi. Vakum plantik berbentuk seperti tray yang sangat terbatas penggunaannya
untuk berbagai jenis coklat. Plantic dibuat dengan Format VFT yang memiliki
sifat kekakuan, mudah dibentuk dalam keadaan panas, dan dapat dihancurkan atau
dialarutkan dengan panas atau air panas. Oleh karena itu pengaturan kelembapan
dan kondisi vakum merupakan titik kritis dalam proses penerapan VFT yang
bertujuan untuk mencegah kehilangan air sehingga menyebabkan kondisi bahan menjadi
rapuh.
Pada saat dihadapkan pada berbagai bentuk-bentuk kemasan
sangat penting memahami yang membedakan antara dua jenis definisi yaitu,
bahan-bahan yang terbaharukan dan dapat didaur ulang.
F. Pengawasan mutu dan kriteria lingkungan
a. Pengawasan mutu
Indegradasi jalur produksi seperti yang dijelaskan diatas
tidak akan mungkin tanpa menggunakan bantuan mesin yang meliputi serangkaian
operasi mekanis dan sangat bergantung pada kualitas bahan kemasan dan faktor
pencetakan, penyegelan, pendaftaran merek, terutama dimana sel photoelektrik
(PEC) mendaftarkan merek yang bersangkutan, perengangan, pemasukan, ketelitian
dalam pemotongan harus diawasi untuk dikendalikan ketempat yang lebih tinggi
daripada sebelum dab dipantau oleh pengguna atau konsumen. Pengawasan mutu
dapat melibatkan banyaknya tes yang harus dilakukan sebelum bahan mencapai
garis produksi. Untuk menunjang kualitas mutu sebaiknya dilaksanakan sebagian
pengujian dengan melakukan inspeksi mendadak yang dilakukan oleh pengguna
(pemenuhan sertifikat). Namun demikian, laboratorium pengemasan yang baik
seharusnya dapat melaksanakan setidaknya pengujian sebagai berikut :
-
Kekuatan segel, daya tarik, dan pembukaan
-
Koefisien gesekan
-
MVR (pertahanan kelembapan udara)
-
Adanya noda dengan menggunakan gas kromatografi (GLC)
-
Stabilitas cetak dan ketahanan terhadap abrasi
-
Peninjauan kode batang
Cokelat pada dasarnya sangat sensitif terhadap noda dan
untuk pencegahan terjadinya kerusakan sebaiknya dilakukan pembuangan pada
bagian yang bernoda atau dengan dilakukan pelapisan dengan PVdV, laminating,
dan pelapisan logam metal. Selain kondisi produk yang dikemas diperhatikan, hal
ini juga harus sejalan dengan menjaga kondisi lingkungan yang seharusnya
dilakukan pengawasan terhadap potensi sumber limbah sisa hasil industri cokelat
seperti pelarut sisa, kontaminan bahan pembungkus, pengeringan yang tidak
lengkap, atau oksidasi tinta cetak, pernis, termasuk pencetakan penyegelan, dan
kesalahan dalam penggunaan pelapis yang dapat menimbulkan noda. Pengawasan mutu berperan secara luas
peranannya yaitu dalam melindungi produk coklat yang dikemas dari bahaya iklim,
pemasaran, sebagai daya tarik untuk menarik konsumen.
b. Masalah lingkungan
Semua kemasan seharusnya memperhitungkan kriteria
lingkungan. Pada dasarnya, ini berarti menggunakan jumlah minimum bahkan
konsistensi dengan persyaratan produk, di beberapa pasar ada prasangka terhadap
bahan tertentu, yang juga harus diperhitungkan. Adapun yang termasuk masalah
lingkungan yaitu terjadinya hujan asam, pelepasan dioksin ketika panas, dan
bahan aluminium yang menyebabkan lingkungan rusak yang disebabkan selama selama
pengolahan dan ekstraksi bauksi.
Sehingga
untuk mendukung pemeliharaan dan pelestarian lingkungan tentunya disertai
dengan peningkatan daya lingkungan. Oleh karena itu meskipun ada beberapa pembatasan hukum atas
penggunaan bahan-bahan tersebut, keberatan konsumen dinyatakan melalui
perdagangan mungkin memerlukan tray
vakum yang dibentuk untuk pembungkusan cokelat dimana pelapisan kemasan diharapkan
dapat didaur ulang bersama-sama, tetapi penggunaan mono-bahan umumnya untuk
rekomendasi dari sudut pandang lingkungan seperti aplikasi penggunaan kemasan
plastik yang ramah lingkungan. Plastik
biodegradable adalah plastik yang
dapat digunakan layaknya seperti plastik konvensional, namun akan hancur
terurai oleh aktivitas mikroorganisme menjadi hasil akhir air dan gas
karbondioksida setelah habis terpakai dan dibuang ke lingkungan. Karena
sifatnya yang dapat kembali ke alam, plastik biodegradable merupakan bahan plastik yang ramah terhadap
lingkungan. Secara
umum kemasan plastik biodegradable
diartikan sebagai pembungkus kemasan yang dapat didaur ulang dan dapat
dihancurkan secara alami. Plastik biodegradable
adalah suatu bahan dalam kondisi tertentu, waktu tertentu mengalami perubahan
dalam struktur kimianya, yang mempengaruhi sifat-sifat yang dimilikinya oleh
pengaruh mikroorganisme (bakteri, jamur, algae).
Pada pembuatan plastik biodegradable bertujuan untuk memanfaatkan bahan dasar seperti
limbah tumbuhan dan limbah hewan sebagai bahan baku pembuatan plastik biodegradable serta dapat mengetahui
formulasi plastik biodegradable yang
berbahan lengkap (kitosan, tepung tapioka, griserol) dengan bahan yang tidak
lengkap (salah satu bahan bakunya tidak digunakan) terhadap pengujian sifat
mekanik. Bahan dasar dari plastik biodegradable
berasal dari SDA yang dapat diperbaharui seperti hewan dan tumbuhan, karena di
Indonesia keberadaannya di alam sangat melimpah sehingga lebih ekonomis. Selain
itu, produk yang dihasilkan berupa senyawa organik dan aldehid yang tidak
berbahaya bagi lingkungan. Plastik biodegradable
dari pati singkong dan kitosan ini menjadi salah satu alternatif bahan
pembungkus. Selain ramah lingkungan karena mudah terurai, juga memiliki
karakteristik awet dan tahan hingga bulan ke-3 dari pemakaian.
Casino games - Dr.MCD
BalasHapusPlay all 광주광역 출장샵 the latest casino games for free at Dr.MCD. Enjoy a variety of exclusive bonuses 나주 출장안마 and promotions on 동두천 출장샵 our casino. 화성 출장샵 Sign up today and 춘천 출장마사지 get your